Rabu, 22 Oktober 2008

DIBALIK GEMERLAPNYA DUNIA RETAILE

Megah memang bangunan yang terlihat dari jalan protokol ibukota itu. . . . .
Namun tak banyak orang tau dibalik namanya yg tersohor,designnya yg elegan dan para pengunjungnya yang mayoritas dari kalangan atas ternyata masih menyisakan romusha romusha dari dan kepada bangsa sendiri.
Tidak memandang laki laki ataupun perempuan,smuanya sama berseragam laksana para pesakitan yang harus berpura pura bahagia dengan beban berat yang mereka pikul,tenaga terkuras,pikiranpun terbelenggu oleh peraturan yang merugikan mereka.Pemandangan yg begitu mengiris hati melihat perempuan perempuan remaja dan juga setengah baya terpaksa naik bim penyimpanan barang digudang yang tingginya hampir 6 sampai 10 meter. . . .tanpa bantuan apapun,mereka hanya berusaha sekuat tenaga menyiapkan barang barang toko yang kosong,walau secara teori itu bukanlah tugas mereka. . . .dimana petugas gudang,dimana para lelaki perkasa yang harusnya malu menyerahkan tugas itu kepada para wanita.
Brifing yang harusnya menjadi wadah kerjasama dan solusi tak lain hanya sebagai tempat perintah yang tak boleh dibantah,seolah kerbau yang hanya bisa diam saat si petani memukul mukul pantatnya tanpa belas kasihan. . .SUNGGUH TERLALU!
Sebuah kisah nyata dari sekian banyak retail modern yang membanjiri tanah air kita di abad 21 ini,satu sisi kelam dari gempitanya lagu lagu ceria,wajah wajah cantik terpoles make up tebal,dan mewahnya gondola godola besar nan indah.
Sungguh ironis. . . .siapakah yang bisa menyelamatkan mereka seperti para pejuang 45 dari penjajah Belanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar